Tuesday, March 17, 2009

Melayu Yang Layu.....

"Melayu kalau nggak ikut Islam akan layu!"-kata2 Yusril Ihza Mahindra,bekas Menteri Kehakiman Indonesia

Alkisah tersebutlah kisah akan seorang orang yang bernama aku pergi ke sebuah bandar yang bernama Entah mano.Adapun tujuan aku ke sana ialah untuk bertemu dengan beberapa orang yang sudah lama tak berjumpa.Pada sangkaan baikku,mungkin mereka ini sudah jauh lebih baik daripadku ataupun sudah bertaraf wali.Setelah aku sampai,tanpa membuang masa aku pun pergilah ke tempat yang nak dipergi.Namun,kusangka panas hingga ke petang rupanya salji di tengahari.Alangkah cipannya apabila ku melihat mereka ini mempunyai pelbagai identitas tetapi sama ciri2nya.Ada yang menaruh ekor rambut yang nak kata lawa pun tak lawa,dan ada yang memakai sort pant atas daripada lutut and e.t.c.Sudahlah begitu,mereka ini pulak macam tak pernah masuk pekan,berkeliaran di dalam shopping mall untuk tujuan yang ku rasa tak berapa baik.Aku pun mengambil keputusan untuk tunggu di luar je la.Tunggu punya tunggu punya tunggu,makhluk2 ini pun keluarlah dengan gembiranya.Lalu aku pun bertanyalah kepada salah seorang daripada mereka dengan pertanyaan yang sedikit berkias,"Hang tau dak apa itu zohor?".Lalu dia menjawab dengan slamba dan tersengih,"Sory la,hari ni short pant tak leh solat".Tak ka cipan bin bangang jawapan dia!!!.Kalau dah macam tu,pakai aja la long pant.So,tak heranlah kalau pada hari ini kita lihat orang melayu semakin mundur akhlak dan moralnya(ada la jugak yang baik!).Sebaliknya,kita lihat orang yang bernama cini ibnu cina dan tamil bin tamil bagaikan sudah menawan tanah Malaya yang kita cintai ini.Bertepatanlah denan kata2 Saidina Umar,"kita adalah kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam,skiranya kita memilih kemulian selain Islam,maka Allah akan menghina kita".Melayu oh Melayu!!!

Tuesday, February 24, 2009

PR SELANGOR-CLEAN STATE BY IMPLICATION(KHALID SAMAD)


FEB 23 — “All the king’s men and all the king’s horses, could not put Humpty Dumpty back together again”.
Imagine the king’s frustration!
This must be the same kind of frustration presently experienced by the BN government in respect of Selangor. Can you imagine, after misusing all of the Federal Government’s resources, namely the MACC, the Police, the Special Branch (all the Kings men) and disloyal/disgruntled civil servants of the state (all the King’s horses) in attempting to find fault with the Selangor administration, the best they could come up with are the story of the cows and the use of the MB’s personal car as an official car!
The pettiness of the issues is clear proof of their desperation. Fearful that ‘failure’ would bring down the wrath of the powers that be upon them, they hurriedly scuttled about to come up with a case. It was no easy task.
To find proof of corruption in the PR Selangor administration is probably even more difficult than trying to put back the shattered egg shell body of Humpty Dumpty after his fall while at the same time scooping up the egg white and yolk strewn all over. (I assume he is not hard boiled). Even if they managed to do it, it would be a ‘fragile’ and ‘dead’ Humpty Dumpty. As fragile, and as dead, as the cases put forward.
Selangorians should therefore read this as an ‘implied’ clean slate for the current administration. As, if there were genuine cases of corruption, I am sure they would have been presented as they have sufficient inducement and complete freedom to do so.
It would have been a different story if the ACA, as it was known then, had shown the same commitment and motivation during the years of Khir Toyo. That would have been more akin to the finding of the ‘pot of gold at the end of the rainbow’.
Secondly, this whole process should leave no doubt in ones mind that the BN Government uses the government institutions for their own political benefit. They have no commitment to the question of good governance or the principles of truth or justice.
The extent to which the BN is willing to misuse its position of power is bewildering. Equally bewildering is BN’s lack of any sense of shame knowing full well the heavy criticism it is currently facing due to its misuse of power in Kedah and Perak. They seem to be completely oblivious to public opinion and the fact how their latest actions only further strengthen the belief that the BN is incapable of responsible governance.
Rest assured that the BN’s continued misuse of all at its disposal, including government institutions and personnel, for its own political ends will reap its result in the next general elections. It would seem that there is nothing that can stop the downward spiral of the BN in the eyes of the people.

TARBIYYAH PENTING HADAPI KEMENANGAN

KUALA LUMPUR, 24 Feb (Hrkh) - Naib Presiden PAS, Mohamad Sabu mengingatkan ahli PAS supaya memperkukuhkan tarbiyah di kalangan ahli kerana sudah ada tanda-tanda ahli PAS hilang sifat berkorban demi Islam.
Menurut beliau, sifat ikhlas untuk melakukan kerja-kerja jemaah sudah mulai pudar dan kebanyakan ahli telah mula meminta upah untuk melakukan sesuatu tugas.
Sedangkan sebelum PAS mencapai kemenangan katanya, sifat mementingkan upah tidak timbul sebaliknya perkara itu telah menjadi-jadi sejak kebelakangan ini, katanya.
"Jika perbuatan ini berterusan kita takut kalau PAS diberi kemenangan, kita tidak ada bezanya dengan Umno," katanya ketika memberi ucapan dalam program Himpunan Muslimat PAS Kawasan Ulu Langat, Ahad, 23 Februari lalu.
Beliau turut mengingatkan bahawa Islam lebih mudah berkembang apabila mempunyai kuasa kerana Islam itu merupakan agama yang sempurna.
Malangnya kata beliau, pendukung agama Islam ramai yang tidak sempurna sehingga nilai-nilai agama itu tidak diamalkan oleh orang Islam tetapi orang bukan Islam seperti menjaga kebersihan, kesopanan dan lemah-lembut.
Sementara itu, Ketua Muslimat PAS, Ustazah Nuridah Mohd Salleh turut menegaskan bahawa dalam mendepani cabaran semasa peranan Muslimat tidak boleh dinafikan kerana orang yang mula-mula mati syahid adalah wanita.
Justeru, katanya, Muslimat jangan sampai menjadikan alasan terlalu sibuk sehingga tidak ada masa untuk aktif dalam program jemaah.
"Jangan jadikan kesibukan dunia melupakan tugas hakiki kita sebagai hamba Allah," katanya.
Beliau turut menyelar sikap pimpinan Umno yang telah memerintah selama 51 tahun tetapi tidak berjaya memperjuangkan hak orang Melayu dan Islam.
"Mereka sendiri tidak mampu untuk melaksanakan Islam terhadap dirinya sendiri jadi apa guna kita menyerahkan kuasa kepada mereka," tegas beliau.
Beliau berkata, apa akan jadi kepada bangsa Melayu jika Muslimat tidak serius memainkan peranan sehingga tidak peduli dengan anak-anak muda yang terjebak dalam gejala sosial. - lanh _

Sunday, February 22, 2009

Agar Engkau Bersujud Kepada-Nya (PETIKAN DARI MAJALAH HIDAYATULLAH.COM)



Aku namakan dirimu Muhammad Husain As-Sajjad, karena aku ingin engkau kelak akan banyak bersujud kepada-Nya

Aku namakan dirimu As-Sajjad, karena engkau lahir di saat orang-orang sedang bersujud ke hadirat Allah ‘Azza wa Jalla. Engkau lahir di saat bidan yang seharusnya menolong kamu, sedang memenuhi panggilan-Nya untuk melakukan shalat Subuh. Ketika manusia sedang mengagungkan asma Allah, engkau lahir di dunia ini. Nyaris tanpa pertolongan. Tetapi pertolongan siapakah yang lebih baik daripada pertolongan Allah? Sesungguhnya, sebaik-baik penolong adalah Allah. Maka kelak, ingat-ingatlah bahwa hanya kepada-Nya engkau menyembah dan meminta pertolongan.
Hayatilah setiap kali engkau membaca “IyyaKa na’budu wa iyyaKa nasta’in. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.”
Nak…
Ada lagi yang membuatku memberimu nama As-Sajjad. Engkau lahir di hari pertama bulan Ramadhan. Ketika itu ibumu baru saja selesai sahur, ketika ia merasakan tanda-tanda kelahiranmu, Nak. Engkau lahir di bulan yang paling penuh barakah; bulan yang di dalamnya terdapat satu malam dengan kemuliaan yang melebihi seribu bulan. Di bulan itulah, Nak Al-Qur’an diturunkan. Dan di bulan itu pula engkau dilahirkan.
Sungguh, tak ada yang kebetulan di dunia ini. Maka ketika kelak engkau mulai bisa memikirkan untuk apa engkau diciptakan, perhatikanlah langkahmu dan renungilah mengapa Allah takdirkan engkau lahir di bulan yang suci; di bulan yang manusia dan para malaikat mengagungkannya; sementara syaithan dibelenggu oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Di bulan itu, manusia belajar menahan diri –tak sekedar menahan lapar dan dahaga—agar mereka meraih derajat takwa.
Maka, aku sungguh berharap ini menjadi pelajaran bagimu untuk belajar menahan diri, bukan karena ingin mendapat penilaian manusia, tetapi agar meraih kecintaan Tuhanmu.
Janganlah engkau memalingkan wajahmu dari Allah Yang Maha Menciptakan, hanya demi meraih kecintaan dari makhluk-makhluk-Nya. Sesungguhnya selain Allah adalah fana. Betapa banyak orang yang mengikrarkan cintanya dan tak lama sesudah itu ia mengingkari ikrarnya sendiri. Betapa banyak orang yang mengaku mencintai saudaranya dengan tulus, padahal yang mereka cintai hanyalah parasnya. Cinta itu awalnya meluap-luap, dan setelah dimakan usia, tak tahu lagi kemana cinta harus dicari. Jika engkau mencari cinta mereka, mungkin mereka akan mengelu-elukanmu ketika ada yang bisa didapatkan darimu. Tetapi sesudah itu, tak ada sedikit pun jaminan bahwa mereka tidak akan meninggalkanmu.
Sungguh, telah banyak berlalu ummat-ummat sebelum kamu. Maka berjalanlah di muka bumi, dan lihat kesudahan orang-orang terdahulu. Telah banyak orang yang menghabiskan waktunya dengan bekerja keras untuk memperoleh tepuk tangan dan decak kagum manusia, tetapi sesudah masa bertukar dan zaman berganti mereka tak lagi dikenali. Dan sesudah itu, sebagian di antara mereka terpuruk oleh kesedihannya sendiri, dan sebagian lainnya tersadar sehingga segera berlari kepada Allah.
Alangkah fana, Anakku. Alangkah fana…. Maka apakah engkau akan sibuk mengejarnya?
Sementara apabila engkau meraih kecintaan Tuhanmu, Anakku, Ia akan memaklumkan kecintaan-Nya kepada para malaikat. Lalu para malaikat itu akan memaklumkan kecintaan itu kepada hati manusia, sehingga mereka berbondong datang kepadamu sekalipun engkau bersembunyi di balik goa. Mereka datang kepadamu dengan penuh kecintaan, dan kecintaan itu datang dari Tuhanmu. Mereka akan siap melindungimu dan membantumu, kapan saja. Tetapi jangan engkau keliru menyangka, sehingga menganggap mereka sebagai penolongmu.
Tidak.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya tidaklah mereka menjadi penolongmu melainkan karena Allah semata.
Anakku…
Kunamakan engkau Muhammad Husain As-Sajjad agar engkau bersujud kepada-Nya. Sujudkan badanmu agar engkau termasuk golongan orang-orang ahli ‘ibadah. Sujudkanlah hatimu agar engkau menjadi seorang mukmin; seorang yang mengimani-Nya dengan lurus. Sujudkanlah pikiranmu agar engkau termasuk golongan ulil-albab.
Sujudkanlah jiwamu agar engkau menjadi seorang yang mencapai derajat ihsan, karena engkau senantiasa berada pada situasi seakan-akan engkau melihat Tuhanmu. Dan apabila engkau tidak melihat Tuhanmu, engkau yakin dengan sepenuh hati bahwa Ia mengawasimu.
Sujudkan pula harta dan duniamu, agar tidak pernah menguasai hatimu. Sesungguhnya harta itu letaknya dalam genggamanmu. Bukan pada hatimu. Apabila harta itu engkau letakkan di tanganmu, maka engkau akan ringan hati membelanjakan di jalan-Nya. Tetapi apabila harta itu engkau simpan dalam hatimu, maka sedikit saja yang berkurang, akan dapat menggelisahkan dirimu sehingga dengan itu justru harta yang sedang mendekat kepadamu, akan berlari sejauh-jauhnya.
Husain Anakku….
Sesungguhnya harta yang akan menjadi milikmu kelak di Yaumil-Qiyamah adalah yang engkau belanjakan di jalan yang benar. Setiap keping yang engkau jadikan shadaqah, ia akan tetap menjadi milikmu sampai Hari Kiamat. Setiap keping yang engkau bayarkan sebagai zakat, ia akan menjadi pembelamu di hari ketika tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah semata.
Setiap keping yang engkau belanjakan untuk keluargamu, untuk anak-anak yatim, untuk jihad fii sabilillah, untuk amar makruf nahy munkar, untuk mengongkosi perjalananmu melakukan kebaikan, maka ia tetap menjadi milikmu dan senantiasa berlipat kebaikannya hingga engkau berjumpa di Hari Akhir kelak. Ia akan mengantarmu ke surga atas perkenan-Nya. Insya-Allah.
Tetapi, Nak…
Karena sekeping uang pula manusia bisa terhalang dari Tuhannya. Tidaklah disebut pendusta agama orang yang pendek-pendek do’anya dan ringkas shalatnya. Tidak.
Tetapi tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mengajurkan memberi makan orang miskin. Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yakni orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang berguna. Begitu peringatan Tuhanmu dalam surat Al-Maa’uun. Kelak engkau bisa membacanya dalam Al-Qur’an.
Hanya Do’a Yang Kupinta Apa yang kuharapkan dengan pesan-pesan ini, Anakku?
Aku sayangi dirimu sejak engkau belum dilahirkan; Aku tunggui persalinan ibumu hingga terdengar tangismu; Aku bersihkan darah yang mengiringi kelahiranmu dengan tanganku sendiri; Aku temani masa-masa bayimu dengan membacakan do’a di telingamu; Aku ciumi dirimu sebagaimana Rasulullah saw. mengajarkan; Dan aku nanti engkau beranjak besar, lalu kutulis pesan ini, tidak lain hanyalah berharap engkau kelak menjadi orang shalih yang memberi bobot kepada bumi ini dengan kalimat laa ilaaha illaLlah. Betapa pun bapak dan ibumu hanya dua orang yang lemah imannya, lemah ilmunya dan lemah jiwanya. Tidak ada kekuatan kecuali semata-mata dari-Nya.
Besarnya pengharapan inilah yang menjadi kekuatan bapak ibumu dalam mengasuh dan membesarkanmu. Kalau kemudian kelak engkau menjadi anak yang shalih –dan bapak ibumu senantiasa berharap dengan penuh kesungguhan—maka tidak ada yang lebih berharga untuk diharapkan darimu melebihi do’a-do’a yang engkau panjatkan dengan tulus kepada Allah ‘Azza wa Jalla bagi kedua orangtuamu ini. Harapan inilah yang membuat bapak ibumu bersedia mengorbankan apa saja, termasuk kesehatan, asalkan kelak engkau termasuk di antara waladun shalihun yad’ulah. Anak shalih yang mendo’akan.
Inilah yang senantiasa merisaukan orangtuamu, Anakku, bagaimana mengantarkan engkau menjadi waladun shalihun yad’ulah. Jika engkau termasuk anak yang shalih, maka setiap perbuatanmu dapat menjadi kebaikan bagi orangtuamu. Dan jika engkau mendo’akan bapak ibumu, maka Allah akan bukakan pintu-pintu kebaikan.
Kebaikan itu akan terus mengalir apabila engkau mendo’akan, sekalipun bapak ibumu telah berselimut kain kafan.
Tetapi sekedar mendo’akan, Anakku… tanpa ada keshalihan yang mengiringi do’a-do’a itu, rasanya akan sia-sia. Sebab, seperti yang engkau baca, anak-anak yang bisa menambah catatan kebaikan bagi kedua orangtuanya sesudah kematian menjemputnya adalah anak-anak shalih yang mendo’akan. Ini berarti engkau harus menjadi manusia shalih ketika mendo’akan.
Tanpa keshalihan, do’a itu akan melayang begitu saja. Apalagi do’a itu bukan engkau sendiri yang mengucapkan. Dan betapa banyak kulihat, di kala seorang anak Adam meninggal dunia, para tetangga mendo’akan si mati, sementara anak-anaknya mengaminkan pun tidak. Mereka menyibukkan diri dengan makanan yang akan dihidangkan.
Sungguh, sesuatu yang absurd. Lebih-lebih di antara para pendo’a itu terkadang ada yang menjadi ahli maksiat. Wallahu a’lam bishawab

Friday, February 20, 2009

PEMBIAYAAN PRK K.TEREGGANU

21 Feb (Hrkh) - Jumlah RM15.153 juta yang telah dibelanjakan Polis Diraja Malaysia (PDRM) bagi membiayai anggotanya pada pilihan raya kecil Kuala Terengganu 17 Januari lalu diragui.
Iklan




Ahli Parlimen Kuala Terengganu, Abdul Wahid Endut tidak menolak kemungkinan jumlah yang dinyatakan Timbalan Menteri Dalam Negeri, Dato' Chor Chee Heung dalam sesi soal jawab sidang Parlimen baru-baru ini kurang daripada jumlah sebenar yang elah dibelanjakan.
Abdul Wahid juga beranggapan polis telah menjadi alat kepada BN sewaktu pilihan raya kecil itu.
"Anggota polis yang ramai dalam satu pilihan raya kecil seperti di Kuala Terengganu seolah-olah hendak pergi berperang, siap diiringi dengan helikopter serta kereta perisai. Mentang-mentanglah calon BN merupakan bekas Timbalan Menteri Dalam Negeri, maka segala kemudahan rakyat digunakan begitu rupa tanpa alasan yang cukup munasabah.
"Gambaran awal seolah-olah di Terengganu akan berlaku keganasan dan huru hara. Sedangkan selama ini pada setiap majlis ceramah langsung tidak mempunyai sebarang masalah, tetapi kami pernah ditembak dengan gas pemedih mata, malah ada kes membabitkan peluru hidup. Cukuplah polis menjadi alat kepada BN dan menimbulkan kemarahan orang ramai," katanya sewaktu dihubungi Harakah.
Jelas Abdul Wahid, sungguhpun dinyatakan perbelanjaan yang agak besar diperuntukkan, beliau difahamkan anggota polis yang bertugas sepanjang pilihan raya kecil itu melahirkan rasa tidak puas hati serta tidak selesa dengan prasarana yang disediakan.
Sementara itu, Abdul Wahid turut meragui jumlah 3,376 anggota polis seperti didakwa terlibat dalam pilihan raya kecil tersebut.
"Saya rasakan angka tersebut jauh lebih besar jika dilihat pada kehadiran anggota polis sepanjang pilihan raya kecil itu. Kerajaan seharusnya tidak berselindung dengan tampil mengemukakan jumlah sebenar.Polis dan SPR juga saling bercanggah. Polis menyatakan SPR memerlukan anggota polis yang ramai. Sebaliknya SPR menyatakan pula apa perlunya anggota polis yang ramai.
"Kerajaan memberikan alasan jumlah yang besar itu bagi mengelakkan daripada berlaku sebarang keganasan. Selepas seminggu pilihan raya, kerajaan pula menyatakan pilihan raya kecil Terengganu adalah yang terbaik. Seolah-olah jika polis ramai tidak akan berlaku keganasan. Ini semua adalah karut," tegasnya.
Sehubungan itu, beliau tidak menolak kemungkinan jumlah anggota polis yang ramai juga akan ditempatkan dalam pilihan raya kecil Parlimen Bukit Gantang dan Dun Bukit Selambau pada 7 April akan datang.
Beliau juga melahirkan kebimbangan pembaziran akan terus berlaku semata-mata demi memperuntukkan keanggotaan pasukan keselamatan yang ramai.- azm _